Aku tidak pernah merayakan ulang tahunku, bertambahnya umur hanyalah kelahiran sudut pandang baru. Namun, tahun ini aku jauh dari rumah, semua terasa berbeda. Tiada lagi untaian doa indah yang Mamah bisikkan ke telinga kananku selagi beliau memeluk erat, dan juga tiada lagi kecupan manis dan ucapan riang dari Mbakku satu-satunya. Semuanya hanya digantikan oleh ucapan yang mereka kirimkan lewat pesan singkat dan sebuah getaran dari telepon genggamku. Apalah arti cinta itu tanpa realisasi sikap dan tindakan? Namun, namanya juga rasa, kita dapat merasakannya bahkan saat berlagak buta.

Tahun ini aku benar-benar sendiri, sekarang tergantung caraku menyikapi. Aku pun pergi ke tempat yang jarang orang lewati, jauh dari orang-orang yang dikenali. Aku habiskan waktu untuk berpikir, menyaksikan awan-awan bergegas pergi, atau sekedar membaca buku novel yang sengaja kubeli untuk hadiah ulang tahunku sendiri. Memang aku tidak mendapatkan perayaan sewajarnya dan aku tidak menerima hadiah dari siapa-siapa. Namun, kudapati diriku dengan sebuah semangat hidup baru, sebuah dasar pikiran yang tak pernah kutelisik sebelumnya. Bahwa kesendirian ini adalah hadiah dari Tuhan, aku bersyukur. Aku bersyukur.

- Dee Lestari -