Museum

14:27

"Apa makna lukisan itu?" tanyamu,
sesaat sebelum kembali menjadi bayangan semu.
Aku tersenyum dan tetap menjawab,
berjalan melewati lorong gelap,
menyusuri setiap inci dinding museum
seakan itu hal yang maklum.
Jiwamu merasuk ke dalam kanvas
dan bingkai kayu jenuh amplas.
Potret rumah tanpa beranda,
jendela tinggi mendekap cahaya,
ataupun pintu mahoni tua.

Andai kubawa kuasku
dan sinarmu tiada palsu,
dapatkah jemari-jemari mengganti
coretan warna penuh memori?
Langit-langit kaca berbintang,
wajah malam semakin terang,
waktu kini tiada berulang.

Di deretan mereka yang tak terhitung
Aku pun ikut mematung,
henti langkahmu walau sejenak
dan sadari yang belum tersimak.
Seharusnya kau tidak menghilang
di balik pajangan rangka-rangka binatang
karena hanyalah kulit dan tulang
tiada yang dapat aku bawa pulang.
Gerbang megah menutup,
masihkah jiwamu hidup?

Pengunjung yang tak kunjung datang,
Andri Kurniawan

You Might Also Like

0 Comments

Popular Posts

Try These

The Alchemist
Veronika Decides to Die
The Zahir
The Pilgrimage
Rhapsody
Niskala
Winter in Tokyo
Autumn in Paris
Summer in Seoul
Sunshine Becomes You
Spring in London
Madre: Kumpulan Cerita
Perahu Kertas
Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade
The Lightning Thief
The Battle of the Labyrinth
The Sea of Monsters
The Last Olympian
The Lost Hero


Andri Kurniawan's favorite books »